Advertiser 2

    Alamat

    KPSBU Jabar, Kompleks Pasar Panorama Lembang,022-2786198, fax 022-2786431

    Jumat, 16 April 2010

    RAT 2010

    Selasa, 30 Maret 2010

    ORGANISASI

    Pakan Ternak

    Harga Pakan Sapi Masih Tinggi PDF Cetak E-mail
    Ditulis oleh Administrator
    Selasa, 02 Februari 2010 15:29

    Perternak sapi perah mengeluhkan harga pakan ternak alternatif yang masih tinggi. Harga ongok atau ampas mencapai Rp 18.000/karung atau setara 25 kg.

    Menurut salah seorang peternak sapi perah, Enjang (51), dua bulan lalu harga ongok masih Rp 9.000/karung. Tingginya harga ongok, lanjut penduduk Kp. Sindangsari, RT 04/RW 08, Desa Pasirhalang, Kec. Cisarua, Kab. Bandung Barat ini, sangat membebani peternak. Pasalnya tingginya harga pakan ternak tidak diimbangi kenaikan harga susu.

    "Untuk 8 ekor sapi bisa menghabiskan 70 karung ampas tahu dalam 15 hari. Ampas tahu yang sebagian besar disuplai dari Cibuntu, digunakan sebagai makanan tambahan selain rumput," katanya.

    Enjang mengungkapkan, walaupun harga pakan sapi mengalami kenaikan, namun tidak diimbangi kenaikan harga susu. Saat ini harga susu masih Rp 3.000/liter.

    "Harusnya harga susu juga disesuaikan dengan harga pakan. Tapi kenyataannya, setiap kali terjadi kenaikan harga pakan, tak pernah diikuti kenaikan harga susu," keluhnya.

    Masih tingginya harga pakan ternak diakui Ketua Pengawas Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat, Jajang Sumarna. Tak hanya ampas tahu yang harganya tinggi, pakan konsentrat pun masih bertahan di kisaran Rp 1.500/kg.

    "Belum turunnya harga konsentrat tak bisa dilepaskan dari masih tingginya harga sembilan bahan baku pembuatannya. Seperti dedak harganya mencapai Rp 1.700/kg. Pada musim hujan seperti sekarang ini, dedak sulit didapat, kalaupun ada mesti bersaing dengan peternak ayam," ungkap Jajang.

    Konsentrat merupakan makanan pelengkap protein yang dibutuhkan sapi. Namun di luar negeri, peternak sapi sudah tidak menggunakan konsentrat sebagai pakan ternak, cukup rumput saja.

    KPSBU memproduksi sendiri konsentrat dengan kapasitas produksi 110 ton/hari. Saat ini stok di gudang mencapai 1.000 ton konsentrat yang siap didistribusikan kepada anggota koperasi.

    Menurut Jajang, masih dipakainya konsentrat sebagai bahan makanan tambahan oleh peternak sapi di Bandung Utara, karena kandungan protein pada rumput gajah sangat kecil, hanya sekitar 7%.

    Kandungan protein rumput gajah sangat kecil, sehingga perlu makanan tambahan konsentrat. Berbeda dengan rumput jenis alpalapo yang memiliki kandungan protein hingga 27%.

    Budi daya rumput alpalapo di Kab. Bandung Barat sudah mulai dikembangkan, walaupun masih dalam skala kecil. Pasalnya, rumput alpalapo harus ditanam pada hamparan tanah yang luas dan terbuka.

    Tiap harinya 1 ekor sapi membutuhkan 50 kg rumput. Saat ini populasi sapi anggota KPSBU sebanyak 17.500 ekor. Lahan rumput seluas 1 ha hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan bagi 10 ekor sapi.

    Sumber : HU. Galamedia, 2/02/2010

    4891/BH/PAD/KWK.10/X
    Tgl.25 Oktober 1995
    Lembang
    Kab. Bandung
    Jawa Barat
    (022)2786198
    (022)278643
    Tahun 1971
    Produsen Susu Murni
    36/KEP/BMAP/IX/2002
    16 September 2002
    Tahun 2002
    Bnk BPD.Jabar Capem Lembang

    KPSBU Jabar

    Senin, 14 Juli 2008/08:51:26 WIB

    Gubernur Resmikan KPSBU Jabar

    Reporter: Adem***

    Bandung, (Pakuan).- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meresmikan perubahan status Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) Lembang menjadi KPSBU Jabar, kemarin.

    Dengan perubahan status tersebut,KPSBU Jabar menjadi penyemangat untuk meningkatkan penghasilan susu sapi di Jawa Barat.

    ”Ini harus menjadi semangat baru dan harapan baru bagi anggota dan pengurusnya untuk terus lebih memajukan ekonomi rakyat khusunya kalangan masyarakat peternak.

    Apalagi KPSBU juga mampu melakukan kegiatan sosial jalan sehat dan khitanan massal, sehingga kedepannya masyarakat akan makin sehat dan sejahtera,” jelas Gubernur Ahmad Heryawan saat memberikan sambutannya di Alunalun Lembang, kemarin pagi.

    Acara peresmian tersebut, dimeriahkan dengan kegiatan gerak jalan santai yang diikuti sekitar tujuh ribu pe-serta.

    Dengan rute mengitari kawasan pusat keramaian Lembang yang startdan finish-nya di depan Alun-alun Lembang.

    Selain itu, di Kantor Koperasi KPSBU yang berlokasi dekat pasar Lembang digelar khitanan massal yang diikuti oleh sekitar 100 anak.

    Ketua KPSBU Dedi Setiadi mengatakan proses perubahan itu sesuai dengan arahan dari pihak kementerian.

    Karena awalnya KPSBU itu hanya berwilayah di Kabupaten Bandung saja, namun terus berkembang hingga ada peternakan di Subang, kemudian Kabupaten Bandung terbagi dua dengan Kabupaten Bandung Barat, dan KPSBU juga sudah mengembangkan ke Kabupaten Karawang.

    ”Lalu saat bicara dengan pihak Kementerian, diminta untuk mengubah AD/ART menjadi koperasi tingkat Jabar. Dan bagusnya lagi,kerjasama yang kita bangun dengan Perhutani,Peternak dan BUMN akan menjadi lebih absah lagi, karena kita sudah tingkat Jabar,”ungkap Dedi.

    Pengembangan KPSBU yang akan dilakukannya itu, diakui Dedi, tidak akan sampai mencaplok daerah atau peternak dari koperasi lain yang sekarang di Jabar ada 24 koperasi peternak sapi.

    Namun, lanjut Dedi, pihaknya yang sudah memiliki 6.226 anggota,dengan anggota aktif 4.500 yang punya sapi milik sendiri. Pihaknya juga akan mengembangkan ke daerahdaerah yang belum memiliki koperasi peternak sapi.Ke depan juga KPSBU tengah membangun lahan untuk pakan sapi perah seluas 200 hektare di kabupaten Karawang.

    Kembali lagi ke atas